Agrobisnis Kakao Menguntungkan

Pelayanan 13 Oktober 2015 17:27:09 WIB

Nglanggeran (13/10)  Tanaman kakao merupakan tanaman unggulan Desa Nglanggeran, Pathuk, Gunungkidul. Petani di desa ini memulai bertani kakao ini sejak 1987. Awalnya, petani mendapatkan bantuan bibit dari pemerintah pusat. Hasil panen dari tahun ke tahun meningkat, dapat dilihat pada Juli 2015 panen sebanyak 3,66 kwintal, Agustus 2015  sebanyak 6,79 kwintal dan  September sebanyak 9 kwintal lebih. Dari hasil peningkatan  panen yang mencapai 3 kwintal per tahun, mampu menopang perekonomian warga yang tergabung dalam Gapoktan Kumpul Makaryo.

 

Gapoktan Kumpul Makaryo terdiri dari 5 (lima) kelompok tani. Berdasarkan keterangan dari ketua Gapoktan, Bapak Hadi Purwanto (62), pada musim panen biasanya para kelompok tani mengumpulkan hasil panen ke Gapoktan masing – masing untuk dijual langsung kepada pengepul yang kebanyakan berasal dari Kulon Progo, Semarang, dan Surabaya.

Untuk mendapat bibit, petani yang tergabung dalam Gapoktan Kumpul Makaryo mengajukan permintaan bibit ke Dinas Pertanian. Dan sebagian pembibitan sendiri dari tanaman yang terbaik.

Penanaman Kakao, dari jarak tanam sampai ke masa buah membutuhkan waktu selama 3 – 4 tahun. Setelah berbuah, tanaman kakao tidak berhenti berbuah tiap minggunya. Salah satu perawatan dari tanaman kakao, cukup dijaga kebersihannya dan pemotongan sulen menggunakan gunting. Untuk pemupukan dilakukan 2 kali selama setahun yang dilakukan pada saat awal musim hujan dan akhir musim hujan.

Petani juga mengalami kendala dalam bercocok tanam, seperti hama kutu. Jika hama tidak begitu berbahaya petani cukup menanggulangi dengan cara menaruh semut Ngangrang (semut hitam) di batang pohon kakao. Semut ini berfungsi memakan hama kutu tersebut. (Heny, Murniasih, Tuty, Saryadi)

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar