• PROFIL
    • Visi dan Misi
    • Sejarah Desa
    • Profil Desa
    • Data Aparat Pemerintah Desa
    • Struktur Organisasi
  • LKD
    • PKK
    • BAMUSKAL
    • BUMDES
    • KARANGTARUNA
    • LINMAS
    • RT
    • LPMD
  • DATA DESA
    • Data Wilayah Administratif
    • Data Pendidikan dalam KK
    • Data Pendidikan Ditempuh
    • Data Pekerjaan
    • Data Agama
    • Data Jenis Kelamin
    • Data Golongan Darah
    • Data Kelompok Umur
    • Data Warga Negara
    • Status Perkawinan
    • Data Analisis
    • Monografi Desa
  • ARSIP UMUM
    • Aset Kalurahan
  • DESWITA
    • Gesing Wonderland
    • Taman Watu
    • Teras Kaca
    • Heha Ocean View
    • Puncak Segoro
    • Tanjung Kesirat
    • Embung Grigak
  • PPID Desa
    • Saluran Pelayanan
    • Alur Permohonan Informasi
    • SK PPID
    • Daftar Informasi Publik
    • Maklumat Layanan
    • Struktur Organisasi PPID
    • Profil PPID
    • Kebijakan Privasi
    • SOP
    • Informasi Serta Merta
  • KEGIATAN RUTIN
    • Apel Kerja
    • Rapat Koordinasi Pemkal
    • Rakor Kader

Kalurahan Girikarto

Kapanewon Panggang
Kabupaten Gunungkidul

Wiloso, Girikarto, Panggang, Gunungkidul

Girikarto

  • Beranda
  • Berita Desa
    • Berita Daerah
  • Potensi
    • KEBUDAYAAN
    • KULINER
    • PERTANIAN
    • PARIWISATA
    • KERAJINAN
    • PERIKANAN
    • PETERNAKAN
  • Agenda
  • Perdes
  • Laporan Desa
  • Produk Desa
  • Layanan
  • KONTAK
  • Regulasi KIP
  • Kebencanaan

Menunggu

Pelayanan 09 Desember 2015 17:15:40 WIB

Air telaga bergerak mengikuti angin. Dari Tenggara mengarah Barat Daya lalu belok ke Barat Laut setelah menabrak pasangan batu kosong yang dibangun sejak zaman Belanda. Air  bergerak tenang, tidak bertenaga. Tapi nyata. Seperti diriku yang akhir-akhir ini malas tersenyum.  Setelah bertemu dengan Dama tentunya. Putra mbarep pak-e yang sambang tugas dari Jawa Timur. Dipandangan pertama sungguh mendebarkan, tidak disangka tidak diduga!

Ketika  sibuk menyiapkan makan siang, hari Minggu pagi setelah subuh aku kembali tidur, sebab sorenya ngaji semalaman  satu Suro, di Ngaslor. Aku terlelap hingga mak-e membangunkan  kira-kira jam sepuluh. Aku tergopoh ke kamar mandi lalu sibuk setelah merasa segar. Biasa, nyiapin makan.

Aku peng-hobi masak seperti mak-e, segera goreng tempe, sengaja agak asin. Oseng buncis ama kulit mlinjo ama tahu, dibumbui tempe  bosok, griting,   tambah gula … dah! Sip! Tinggal goreng krupuk, eh ternyata  keringat mulai mengalir.

Ada  berhelai  rambut  menyembul  keluar, ngirup udara segar kali.  Aku membetulkan di kaca rias keluarga dekat dapur. Dan betapa kagetnya aku  ketika asyik mbetulin kerudung ada seraut wajah  muncul di belakang kerudung, … aku membalik,

 Damakah dia?

Cowok itu tersenyum lebar sambil menyebut namaku. Membuat  tersipu dan kikuk   … tapi dengan keahlian memasak, ada banyak basa-basi berhasil  aku susun untuk menutupi rona pipi yang tiba-tiba malu.

Kepulangan  sebentar itu mampu memporak-porandakan hati yang mulai ingin disayang. Berbagai makanan aku sajikan untuk mencuri pandang, nasi goreng ketika pagi, lotisan disiangnya dan ….  Banyak lagi, sampai-sampai  jahe di kebon tak luput kena imbas.

Rasanya, wajah tampan Yus mulai tergantikan. Kemistriku mengarah pada Dama. Kok bisa, ya? Padahal sungguh! sejak datang di masjid Sa-Sa, Yuslah cowok yang aku suka. Yus tegar, berani … walau agak arogan gitu, maklumlah anak muda. Tetapi mengapa wajah Dama yang kalem-kalem saja justru memporandakan hati? Memang sih kelebihan  Dama bisa mengagungkan orang-orang tua. Menghormat orang tua, duh …! Tidak seperti diri ini yang selalu uring-uringan dengan ayah  bunda.

Beberapa burung sriti menyambar permukaan air. Kemudian membentuk gelombang  kecil, lalu dilihat  oleh mata yang enggan berkedip. Ketika  menikmati berbagai garis Illahi yang terjadi di telaga.

Sebentar kemudian, rona merah terpantul dari dalam telaga. Senja ini, matahari lebih awal terbenam. Aku masih menikmati dua wajah yang datang silih berganti. Tak henti-henti,  Yus dan Dama. Yus? … Dama?.. Entah!

Ada kerinduan menyusup di antara harapan yang entah terkabul atau tidak,…. Ayah, bunda …. Walau kadang beberapa perkataannya sungguh menyakitkan, biasalah anak broken home. Ampun ya Allah, kalau dulu aku mencibiri nasibku. Sekarang aku begitu bersyukur atas semua ini, hingga aku terdampar di ‘pelabuhan’ Sa-Sa ini. Semua karena hidayahMU! tempat dimana aku berharap dapat menemukan seorang yang dapat  membimbing, memotifasi dalam   siar agama, menghadapi gelombang wahnun, menghadapi krisisnya moral dunia.  Ya Allah …. aku pasti rugi andai   Engkau tidak memberi  hidayah!

Suara menyinggung dan menyakitkan membawaku bertapa di Padepokan Banjaran, Burengan, Kediri. Dengan sabar aku bangun hati dan perasaan  yang antah-berantah. Satu demi satu sehingga  menemukan jati diri, makna hidup dan hakekat hidup. Bahwa manusia diciptakan  untuk beribadah! Aku bangga dengan almamaterku sekarang, mubalighot! .. Aku akan menjaganya!

Hingga aku merenung di telaga ini.

Ayah, bunda, ma’afin May. Sore seperti  ini pasti kalian uring-uringan,… adik  belum mandi, lalu nyalahin yang di rumah. Kakak baru pulang dari trek-trekan …. bunda nggak masak …. Semua  tumpah ruah dan akhirnya aku harus ngalah untuk semua. Mandiin adik , masak … aku baru bisa istirahat setelah jam Sembilan, sementara kakak hanya nonton tv.  Huf …!

Kenapa aku rindu suasana itu? Karena merasa damai disini? Jama’ah disini menghormatiku, menyayangiku … nurut-nurut, sehingga aku rindu suasana berantakan? … sekali lagi, ayah bunda, ma’afin May.

Bayangan Yus telah pergi.

Terlalu berharapkah aku jika  ingin jadi pendamping Dama? Aku pikir diriku cukup layak untuk mendampinginya. Aku cantik, kata orang lho, apalagi ada tahi lalat disini, supel, pandai masak, juga … jadi Dai seperti Dama … tapi …. Tentu tempat Dama tugas banyak gadis  menggandrungi. Keyuadziman itu  pasti jadi daya tarik luar biasa. Bagi orang tua yang menginginkan menantu sholeh.

Ah! Aku membuang wajah Dama.

Kembali menikmati raja siang, ketika mulai bersujud. Mohon ijin pada Illahi untuk kembali terbit. Dari arah barat ataukah arah timur. Dan ternyata keduanya sangat berbeda arti. Kalau matahari   terbit dari timur, berarti kehidupan  fana terus abadi. Tetapi kalau terbit dari barat?

Kiamat!  

Semoga belum! Ya! sebelum Dama tahu betapa aku mengharap … atau  setelah aku menyatakan cinta? Begitu? Duh….!  Debaran  tiba-tiba datang menyadarkan bahwa aku tergesa  jatuh cinta. Bahwa aku telah  lama melamun.

Suara adzan berubah iqomad. Setelah menghilangnya raja siang.

Entah. Aku ingin melanglang lagi, melamuni  yang terjadi seminggu ini walau akhirnya sedih  aku temukan … tidak ! aku May! tidak akan larut dalam kesedihan ini! banyak tugas  harus aku kerjakan!

Aku segera pergi dan membuang wajah Dama di telaga.

Pagi masih buta. Udara senyap mampu menidurkan mata yang telah subuh. Kembali ke alam mimpi. Duh …. Padahal pagi ini Allah mengobral rejeki banyak sekali! Bahkan tak terhitung, aku tak mau ketinggalan. Tadi setelah  subuh aku sempatkan baca Al-quran, sebagai amalan andalan yang akan aku gunakan untuk memohon. Targetku, setiap dua bulan bisa khatam, sehingga  harus membaca sedikitnya tujuh lembar setiap hari agar ketika  datang bulan tetap bisa khatam.  Lalu, beberapa bahan sayur aku petik setelahnya. Ada dong so, tayuman, lembayung. Lumayanlah, umpama  belinya di Sumatra harganya sekitar sepuluh ribu. Kalau dikalikan satu bulan? Cukup untuk kredit Revo. 

Nanti sore akan aku sayur oyok-oyok, pedes dan hu hah!

Mak-e mendekat. Tapi tidak seperti biasa. Ada apa, ya? Kok tiba-tiba  jadi deg-degan? Dan betul, setelah berbasa-basi mak-e menanyakan siapa cowok  idamanku. Ya . . . tentu saja Dama, batinku.

Dengan tersipu, aku diam. Banyak keraguan dalam hati untuk berterus terang. Ya kalau Dama suka, pak-e setuju  … kalau tidak bagaimana aku konsen dalam tugas? Tentu akan sangat mengganggu. Dai-yah ditugaskan itu untuk menyampaikan ayat-ayat suci, bukan terlena dalam kesedihan. … Apalagi jatuh cinta….?

Entah!

Memang, di Burengan  dipelajari  aturan cinta, batas-batas cinta,  cara jatuh cinta, tindakan setelah jatuh cinta,  resiko jatuh cinta dan resiko cinta.  Ternyata semua  terasa berat setelah mengalaminya. Seperti diriku, yang  tidak lagi ceria.

Mak, apa mak-e tidak melihat aku suka pada Dama?

“Yus?”

“Enggak,” dustaku. Karena dulu aku pernah suka.

“Lalu?”

Aku masih menggeleng. Belum berani berterus terang.

“Desa  lain?”

“Nggak tahu,” aku menghindar dari tatapan mak-e. Pada sayuran yang sudah siap masak, pagi ini  aku pingin nyayur sop, mak-e tadi beli bakso di pasar. Penasaran aja. Si Elsi Girikarto aja bisa nyayur sop. Bahkan juara tiga tingkat remaja  se Kab. Gunungkidul.

“Ntar malah dekat sini?”

“Iya”. Jawabku entang. … dan menyesal setelahnya. Campur malu gitu. Lha nanti kalau mak-e nanya …..

“Siapa?”

Nah lho!

”Boleh emak tahu?”

Maaaak..! Dama mak!  Sekarang ….. aku sungguh jatuh cinta pada Dama! Masa’ emak nggak ngerti, kemarin itu lho mak ketika Dama  pamitan mau kembali tugas, kemudian dia mengucap salam …. padaku …  Kali ya?  Aku sangat tersipu. Huuufh melayang!

“Aku takut, mak.”

“Emang kenapa?”

“ Yaaa takut bertepuk sebelah tangan. Takut kecewa.”

“Sebelumnya kamu pernah dikecewakan?

“Pernah. Sakit!”

Mak-e tersenyum arif.  Ternyata dia tahu kalau aku belum siap untuk terus terang. Siapa  berani terus terang kalau yang nanya itu mak-e pujaan?

Tak terasa sayur sop sudah masak. Semua masakan sudah siap, tinggal makan. Tapi  selera makanku amblas ditelan bayangan Dama yang tidak mau muncul. Entah kemana.

Damaaaa…..! aku akan setia menunggu. Menunggu cintamu untukku, menunggu restu pak-e dan mak-e!

  • share on FB
  • Tweet
  • share on WhatsApp
Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Galeri Foto

    Pantai lurah dan keluarga PELANTIKAN KPPS PEMILU TAHUN 2024 labuh

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Arsip Artikel

  • Posyandu Nyawiji Kalurahan Girikarto
  • Gerakan Jumat Bersih
  • Rencana Kegiatan Kalurahan Girikarto Tahun 2025
  • Sholat Idul Adha 1466 H di Girikarto
  • Notaris datang ke Kalurahan Girikarto???
  • Pelatihan Keterampilan Masyarakat Perempuan Menuju Desa Prima
  • Peraturan Kalurahan Girikarto Nomor 1 Tahun 2025 tentang LPJ APBKal 2024

Peta Desa

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License