Istiqo' Ala Girikarto

Pelayanan 24 November 2015 19:04:04 WIB

Girikarto (20/11)

Tahun ini, hampir seluruh warga Indonesia merasakan kemarau yang sangat panjang. Apalagi Girikarto, mengalami kekurangan air. Untuk kebutuhan sehari - hari warga harus membeli air dengan harga sekitar Rp. 150.000 per tangki. Selain itu, di bidang Pertanian juga sangat dirasakan, yang mana sektor utama Girikarto dari Pertanian dan Peternakan. Amat sangat susah mendapatkan air.

Sebenarnya bulan ini, sudah mulai memasuki bulan tanam. Warga Girikarto resah dengan keadaan ini, karena pada saat hujan turun pertama kali sekitar seminggu yang lalu, sebagian petani ada yang sudah mulai menyebar benih. baik jagung maupun padi. Dengan harapan hujan  akan turun lagi.

Dengan keadaan yang seperti ini warga mengadakan tradisi yang dilakukan secara tutun - temurun, yaitu mengadakan selamatan minta hujan dan biasa diadakan di Masjid Sunan Kalijaga, Doplang. Dikarenakan Masjid ini merupakan masjid peninggalan dari Sunan Kalijaga, salah satu Sunan dari Wali Songo. Kata warga yang pernah ikut acara ini, sehabis pengabulan doa sudah tampak tanda alam akan turun hujan ataupun langsung hujan.

Ini tidak dilakukan setiap tahun, hanya diadakan jika keadaannya seperti sekarang ini. hujan tiak  atau belum turun seperti yang diperkirakan. Acara ini diikuti oleh beberapa padukuhan mulai dari Dawung mengulon. Dan Setiap Padukuhan membawa 1 atau 2 pengaron (Istilah warga) untuk di bawa ke masjid dan didoakan bersama.

Acara dimulai dengan sambutan dari Dukuh Doplang, Bapak Suparmo. Kemudian dilanjutkan dengan Doa yang dipimpin oleh Kepala Desa yang baru Bapak Tuyadi.

Adapun pelengkap dari selamatan ini seperti ayam ingkung, nasi liwet, nasi golong, jenang, lulut, among juga dilengkapi dengan dawet, sesuai dengan tradisi jawa umumnya, khususnya Girikarto.

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar